Katarina Suko Tri Palupi Hapsari, S. Psi, M. Si, Psikolog

RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda

Masa anak usia dini salah satunya dikenal sebagai masa bermain. Hampir sebagian waktu anak digunakan untuk bermain, karena dengan bermain itulah anak usia dini tumbuh dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang ada pada dirinya.

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan ini dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari orang lain.

Ada beberapa orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan menyebabkan anak menjadi malas belajar dan bodoh, sehingga ada beberapa orang tua yang melarang anaknya untuk bermain. Pendapat orang tua seperti ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.

Permainan akan membantu anak mengembangkan tingkah laku sosial, kecerdasan dan kreativitasnya. Anak yang bermain dengan teman-temannya akan berkembang kemampuan menyesuaikan diri dengan teman-temannya sebagai makhluk sosial di masyarakat. Oleh karena itu sebagai orang tua, kita perlu bertanggung jawab untuk memberi kondisi yang sebaik mungkin pada anak dalam bermain, dengan memberikan sarana dan peralatan yang bisa mendidik anak, sehingga anak akan tumbuh berkembang menjadi anak yang sehat jiwanya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permainan anak antara lain :

  1. Kesehatan

Anak- anak yang sehat mempunyai banyak energi untuk bermain dibandingkan anak-anak yang kurang sehat, sehingga anak-anak yang sehat lebih senang permainan aktif, sedangkan pada anak-anak yang kurang sehat lebih banyak bermain pasif atau permainan yang tidak banyak membutuhkan energi.

  • Intelligensi

Anak-anak yang cerdas lebih aktif dibandingkan dengan anak-anak yang kurang cerdas. Anak-anak yang cerdas lebih menyenangi permainan yang bersifat intelektual atau permainan yang banyak merangsang daya berpikir mereka seperti permainan drama, menonton film atau membaca bacaan yang bersifat intelektual. Anak-anak yang cerdas juga menunjukkan adanya keseimbangan antara bermain fisik dengan bermain intelektual.

  • Jenis Kelamin

Anak perempuan lebih sedikit melakukan permainan yang menghabiskan energi, sedangkan pada anak laki-laki lebih banyak melakukan permainan fisik atau permainan yang membutuhkan banyak energi, misalnya memanjat, berlari-lari atau kegiatan fisik lainnya. Perbedaan ini bukan karena anak perempuan kurang sehat dibandingkan dengan anak laki-laki, tetapi karena suatu pendapat masyarakat bahwa anak perempuan sebaiknya menjadi anak yang lemah lembut dan bertingkah laku yang halus.

  • Lingkungan

Anak yang dibesarkan di lingkungan yang kuang menyediakan peralatan, waktu dan ruang bermain bagi anak, akan menimbulkan aktivitas bermain anak kurang.

  • Status Sosial Ekonomi

Anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang status sosial ekonominya tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yang lengkap dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang status sosial ekonominya rendah.

Adapun pengaruh bermain bagi perkembangan anak meliputi antara lain :

  1. Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak.

Dalam permainan aktif maupun permainan yang menggunakan banyak energi, sangat penting bagi perkembangan otot-otot dan bagian-bagian tubuh anak, sehingga dalam permainan aktif anak dapat menyalurkan tenaga yang berlebihan. Apabila tenaga yang berlebihan ini tidak dikeluarkan akan menimbulkan anak menjadi tertekan dan nervous. Setelah anak berkembang lebih besar, mereka lebih tertarik pada permainan pasif seperti membaca, menonton TV atau menonton film.

  • Bermain dapat digunakan sebagai terapi.

Dalam kehidupan sehari-hari, anak memerlukan pelepasan tekanan-tekanan yang berasal dari lingkungannya. Dengan bermain, akan membantu mereka mengekspresikan emosi-emosi, mengeluarkan tekanan-tekanan dan energi di dalam tubuhnya. Sebagai contoh anak yang membaca cerita atau melihat film di televisi, mereka akan dapat mngeluarkan ketakutan-ketakutan dan kecemasannya. Contoh lain, dalam permainan drama anak dapat bermain pura-pura dengan memerankan tokoh seorang pimpinan, orang tua atau guru yang berperilaku mendominasi, menasehati atau melarang orang lain sehingga makin lama anak akan dapat mentolerir frustrasi terhadap sikap dari orang tuanya.

  • Bermain mempengaruhi pengetahuan anak.

Melalui bermain dengan mainan-mainan, anak belajar mengenai bentuk, warna dan ukuran suatu benda. Setelah anak berkembang lebih besar, anak mengembangkan berbagai macam ketrampilan dalam bermain, yaitu dengan mengeksplorasi (menyelidiki) dan mengumpulkan fakta-fakta yang ada di lingkungannya yang tidak diperoleh dari pelajaran di sekolah. Seperti buku-buku bacaan, permainan dan film yang bagus akan memperluas pengetahuan anak disamping menimbulkan kesenangan bagi anak.

  • Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak.

Dalam bermain, anak akan dapat mengembangkan potensi-potensi kreatif yang dimilikinya. Anak dapat bereksperimen dalam mencoba mengeluarkan ide-idenya. Contohnya dalam bermain konstruksi anak dapat membuat suatu bentuk bangunan, rumah atau masjid yang sesuai dengan ide-idenya yang akan menimbulkan kepuasan bagi mereka.

  • Bermain dapat mengembangkan tingkah laku sosial anak.

Melalui bermain, anak belajar bagaimana melakukan hubungan sosial dengan orang lain, bagaimana cara menghadapi dan memecahkan permasalahan di dalam kelompok. Melalui bermain anak belajar untuk memberi dan menerima sesuatu hal dengan orang lain.

  • Bermain dapat mempengaruhi nilai moral anak.

Bermain memberi sumbangan yang penting bagi pendidikan moral anak, walaupun di sekolah dan di rumah anak telah banyak diajarkan mengenai nilai moral di masyarakat, tetapi dalam bermain dengan kelompok sebaya anak juga dapat belajar mengenai nilai moral. Dalam permainan, anak dituntut untuk jujur, sportif, dapat bekerja sama dan mampu mengontrol diri, supaya anak dapat diterima di dalam kelompok sebayanya.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan aktivitas yang penting bagi perkembangan anak yang sehat.

Dengan bermain, anak akan mampu mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, anak dapat menyalurkan energi emosional yang terpadu, anak belajar untuk mengenal dan mengetahui hal-hal yang ada di lingkungannya, anak dapat mengembangkan bakat kreativitas serta kecerdasannya, anak belajar bermasyarakat dan belajar mengenal dan menginternalisasi nilai-nilai moral yang ada di masyarakat dan akhirnya anak akan dapat mengembangkan kepribadian yang sehat.

SUMBER REFERENSI :

  1. Hurlock, E.B.: Perkembangan Anak, Jilid I, Ed. VI, Erlangga Jakarta, 1986.
  • Lee, Catherine : Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Ed. III, Arcan. Jakarta, 1989.
  • Siti Rahayu Haditono : Masa Balita, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1986.
  • Sri Mulyani : Temu Ilmiah – Tumbuh Kembang Jiwa Anak dan Remaja, RSJ Semarang, 1992.
  • Winn, Marie & Porcher, Mary Ann : Playgroup, Effhar Offset, Semarang, 1992.