Apa itu bullying ??

Perilaku negatif seseorang atau lebih kepada korban bullying yang dilakukan berulang-ulang dari waktu ke waktu. Selain itu bullying juga melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang sehingga korbannya berada dalam keadaan tidak mampu mempertahankan diri secara efektif untuk melawan perilaku negatif yang diterima  korban

Karakteristik perilaku  bullying

  • Ketidakseimbangan kekuatan :

     orang yang mem-bully orang lain menggunakan kekuatan untuk mengatur atau menyakiti dan mereka yang menjadi korban harus berusaha keras untuk membela diri.

  • Bertujuan untuk menyakiti :

   perbuatan yang dilakukan secara tidak sengaja bukan termasuk kategori  bullying ; orang yang suka mem-bully  memiliki maksud untuk menyakiti orang lain.

  • Dilakukan secara berulang 

     bullying  dilakukan terhadap seseorang secara berulang-ulang oleh orang yang sama atau oleh kelompok yang sama.

Jenis jenis bullying

  1. Bullying secara fisik (Physical Bullying)
  2. Bully ini biasanya dilakukan oleh sekelompok orang untuk menindas seseorang atau beberapa orang yang dianggap lemah demi kesenangan mereka sendiri.
  3. Seperti memukul, menendang, merusak barang, dll 
  4. Bullying secara verbal (Verbal Bullying)
  5. Bully ini biasanya dilakukan oleh banyak orang terhadap satu / beberapa orang yang dibenci.
  6. menghina, mengejek nama orang tua, labelling, menyebarkan rumor buruk, memaki  dll.
  7. Bully seperti ini dapat menyebabkan pelaku bullying menjadi lebih banyak dari waktu ke waktu, karena adanya rumor-rumor buruk yang beredar.
  • Bullying mental atau psikologis  (psychologis  Bullying)
  • Paling berbahaya karena tidak tertangkap mata, telinga apabila tidak cukup awas mendeteksinya
  • Diam-diam dan diluar jangkauan pemantauan
  • Seperti mencibir, memandang sinis, mempermalukan didepan umum, memandang merendahkan
  • Bullying secara sosial (Social Bullying)
  • Bully ini biasanya dilakukan oleh banyak orang terhadap satu atau beberapa orang yang dianggap aneh atau berbeda
  • Bully seperti ini banyak terjadi di lingkungan sekolah
  • dilakukan dengan cara : menjauhi, mendiskriminasi, mengucilkan
  • Bullying di internet (Cyber Bullying)
  • Ini sudah sering terjadi di antara anak dan remaja
  • Antara mereka terjadi clash, lalu berakhir dengan saling meledek, menghina, di Facebook,  Twitter atau media sosial lain

Penyebab terjadinya bullying

  1. Faktor keluarga
  2. Anak yang melihat orang tuanya atau saudaranya melakukan bullying sering akan mengembangkan perilaku bullying juga.
  3. Ketika anak menerima pesan negatif berupa hukuman fisik di rumah, mereka akan mengembangkan konsep diri dan harapan diri yang negatif, yang kemudian dengan pengalaman tersebut mereka cenderung akan lebih dulu meyerang orang lain sebelum mereka diserang.

Bullying dimaknai oleh anak sebagai sebuah kekuatan untuk melindungi diri dari lingkungan yang mengancam.     

  • Faktor sekolah
  • Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi anak-anak yang lainnya.

 Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah yang sering memberikan masukan yang negatif pada siswanya misalnya, berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah.          

  • Faktor teman sebaya
  • Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman sekitar rumah kadang kala terdorong untuk melakukan bullying.
  • Kadang kala beberapa anak melakukan bullying pada anak yang lainnya dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut. 

Karakter-karakter tertentu pada anak yang biasanya menjadi korban bullying

  • Secara akademis, korban terlihat lebih tidak cerdas dari orang yang tidak menjadi korban atau sebaliknya.
  • Secara sosial, korban terlihat lebih memiliki hubungan yang erat dengan orang tua mereka.
  • Secara mental atau perasaan, korban melihat diri mereka sendiri   sebagai orang yang bodoh dan tidak berharga. Kepercayaan diri mereka rendah, dan tingkat kecemasan sosial mereka tinggi.

Tanda-tanda anak menjadi korban bullying

  1. Enggan untuk pergi sekolah
  2. Sering sakit secara tiba-tiba
  3. Mengalami penurunan nilai
  4. Barang yang dimiliki hilang atau rusak
  5. Mimpi buruk atau bahkan sulit untuk terlelap
  6. Rasa amarah dan benci semakin mudah meluap dan meningkat
  7. Sulit untuk berteman dengan teman baru
  8. Memiliki tanda fisik, seperti memar atau luka
  9. Laporan dari guru atau teman atau pengasuh anak mengenai tindakan bullying yang terjadi pada anak.

Dampak bullying

  • Dampak bagi korban
  • Merasa cemas dan memiliki ketakutan berlebih

Dari kecemasan tersebut, konsentrasi siswa di sekolah akan buyar sehingga mengakibatkan menurunnya prestasi korban.

  • Lebih pendiam dan introvert

Bullying membuat para korban tertekan sehingga mereka lebih suka menyendiri.

  • Menjadi sensitif

Korban yang mengalami depresi akut, akan menjadi mudah sensitif terhadap hal kecil. 

  • Dampak bagi pelaku
  • Memiliki karakter yang agresif

Rasa percaya diri yang tinggi akan timbul sebagai akibat dari perilaku bullying terhadap pelaku. Mereka akan terlihat lebih agresif dan aktif dibanding yang lainnya.

  • Akan menjalin hubungan pertemanan yang tidak sehat 

Pelaku memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi persahabatan dan kurang berempati terhadap korban. 

  • Mereka cenderung melakukan tindakan kriminal 

Mereka merasa berkuasa terhadap keadaan. Jika dibiarkan, perilaku ini akan berkembang menjadi tindakan kriminal.

  • Dampak bagi saksi

Para siswa yang menjadi penonton kejadian tersebut, dapat menyangka bahwa perilaku bullying adalah hal yang baik. Perilaku tersebut dirasa dapat diterima secara sosial. Mereka juga akan memiliki peluang yang besar untuk bergabung ke dalamnya, bahkan melakukan tindakan bullying yang lebih berat lagi.

Tips mencegah prilaku bullying di sekolah

  1. Sosialisasi bullying kepada siswa, guru, orang tua siswa dan seluruh warga sekolah. Sehingga mereka memahami apa yang dimaksud dengan bullying.
  2. Meningkatkan pengawasan dan menerapkan aturan disekolah yang mengakomodasi aspek bullying dengan memberikan reward dan punishment terhadap pelaku dan korban
  3. Pendidikan parenting : Menyelenggarakan pendidikan parenting agar orang tua memiliki pengetahuan tentang pola asuh yang benar dan lebih peka terhadap perkembangan anak
  4. Pendidikan anti bullying : Memasukkan pendidikan anti bullying dalam kurikulum sekolah

Tips  untuk orang tua :

  • Mengajarkan kemampuan asertif, yaitu kemampuan untuk menyampaikan pendapat atau opini pada orang lain dengan cara yang tepat. Hal ini termasuk kemampuan untuk mengatakan TIDAK atas tekanan-tekanan yang didapatkan dari teman/pelaku bullying.
  • Menjalin komunikasi efektif dan sikap saling terbuka kepada anak.
  • Peka terhadap perubahan prilaku anak.
  • Memberi batasan tontonan televisi.
  • Mengajarkan anak untuk bersosialisasi seluas-luasnya.
  • Mengajarkan anak untuk berpenampilan sewajarnya.
  • Mengenal dan menjalin keakraban dengan teman-teman anak kita, baik teman sekolah maupun teman di luar sekolah
  • Memutus lingkaran konflik dan mendukung sikap bekerjasama antar anggota komunitas sekolah, tidak hanya interaksi antar siswa dalam level yang sama tapi juga dari level yang berbeda.

Tips menghadapi pelaku bullying

  • Bertindak percaya diri : tegakkan kepala bahu, tataplah mata pelaku  tanpa bermaksud  manantang dan jaga suara agar tetap stabil saat berbicara. Bertindak percaya diri akan membantu anal merasa lebih percaya diri.
  •  Menjauh ; jika rasa percaya diri memudar minta anak menjauh dari situasi tersebut.
  • Jangan saling bertatap muka dan coba menghindarinya.
  • Tunjukkan sikap berani dan percaya diri.
  • Memiliki sikap positif, misalnya berpakaian yang pantas saat pergi ke sekolah.
  • Carilah teman untuk membantu
  • Berani mengatakan kepada orang dewasa di sekitar, misalnya kepada guru.   
  • Usahakan tetap tenang
  •  Mendinginkan diri : dengan minum atau memercikkan air di wajah untuk membantu menenangkan perasaan panas.
  • Bernafas dalam-dalam, menarik napas untuk memasukkan rasa percaya diri dan ketakutan. Dan mengeluarkan perasaan stres dan khawatir.
  • Lepaskan saja : berpikir tentang orang dewasa di sekolah yang dapat mendengarkan dan membantu jika  mengalami hari yang berat. Jika tidak ada, tuliskan perasaan sehingga  dapat membicarakannya ketika sampai di rumah.

SUMBER REFERENSI :

  1. Retia Kartika Dewi : Bahaya Bullying dan Cara Mengatasinya, Kompas.Com, 19 November 2022

Dr. Fadhli Rizal Makarim : Bullying – Gejala, Penyebab dan Pencegahan, https://www.halodoc.com>kesehatan